nusakini.com - Yogyakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif bertemu dengan Cawapres KH Ma'ruf Amin tiba di kediamannya, di Yogyakarta.

Calon wapres RI nomor urut 01 ini bersilaturahmi ke kediaman Buya Syafii, di Perumahan Nogotirto Elok II, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta. Kedua sahabat itu tersenyum, lalu saling berpelukan.

Wah muter terus nih. Jaga kesehatan ya," seloroh Buya Safii sambil menjabat erat tangan KH Ma'ruf Amin, Senin (15/10/2018)

Karena banyak wartawan yang hadir dan menunggu, keduanya lalu menyediakan sebentar waktu untuk sesi foto bersama. Masih di halaman depan rumah.

Setelahnya, Buya mengambil tangan Kiai Ma'ruf dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Silaturahmi keduanya tertutup. Hanya dihadiri sejumlah keluarga dekat, termasuk Nyai Wury Estu Handayani yang setia menemani Kiai Ma'ruf. Sekitar 40 menit di dalam rumah, silaturahmi keduanya selesai.

"Hari ini, siang ini saya bersilahturahmi ke Buya Syafii Maarif. Beliau ini sahabat dekat saya, kebetulan bersama-sama di BPIP yaitu Badan Pembinaan Ideologi Pancasila," kata Abah Kiai Ma'ruf.

"Sama-sama anggota BPIP, cuma karena saya jadi cawapres, maka saya harus mundur dari BPIP. Itu aturannya," tambahnya.

Kiai Ma'ruf mengaku dirinya meminta saran kepada Buya Syafii Maarif soal bagaimana bila dirinya terpilih sebagai wakil presiden di Pemilu 2019. Buya Syafii memberi satu pesan yang tak bisa dilupakannya.

"Yang paling penting beliau sampaikan, kalau jadi wapres, harus menjadi wapres seluruh rakyat Indonesia. Walaupun bukan pendukung, katakan misalnya rival politik, tetap kita berlakukan yang sama," kata Kiai Ma'ruf mengulangi pesan dari Buya.

Selain itu, Buya Syafii memberi pesan agar kalau menjadi wapres, Kiai Ma'ruf harus bekerja demi merawat kemajemukan bangsa ini. Jangan sampai ada kelompok-kelompok yang didiskriminasi, tidak diberikan pelayanan.

"Karena saya dari NO (NU/Nahdatul Ulama, -red), NO kan sering jargonnya itu kan Islam Nusantara. Beliau (Buya Syafii) bilang jangan hanya Islam Nusantara, tetapi juga Islam berkemajuan, yang menjadi motonya Muhammadiyah. Karena itu saya akan selalu membawa bukan hanya Islam Nusantara, tetapi Islam berkemajuan," pungkas Kiai Ma'ruf. (b/ma)